( Alpha 300, 13s, f/14, ISO 400, FL 18 mm, ISO 400, Spot )
Memotret pada malam hari tentu merupakan suatu problem tersendiri bagi pemula, terutama jika memotretnya tanpa menggunakan lampu-kilat. Sebab sesuai anggapan pada umumnya, maka malam berarti gelap, redup dan lemah cahayanya. Sehingga tak akan mendukung hasil pemotretan karena menghasilkan gambar yang tampak gelap.
Namun demikian, memotret malam memang bukan berarti memotret gelapnya malam, melainkan memotret keadaan malam yang indah dengan gemerlapnya lampu- lampu. Jika kita berpikir seperti seorang pemula, memang akan membuat kita ragu melakukan pemotretan di malam hari tanpa menggunakan lampu-kilat. Akan tetapi menyadari perkembangan zaman, di mana fotografi juga telah berkembang demikian pesatnya, rasanya malam hari tak akan lagi menjadikan seseorang takut memotret dan membuat gagalnya suatu pemotretan karena hasilnya gelap. Pendapat tersebut rasanya akan diiyakan oleh kaum pemotret amatir atau pemula terlebih setelah munculnya era fotografi digital.
Namun demikian, memotret malam memang bukan berarti memotret gelapnya malam, melainkan memotret keadaan malam yang indah dengan gemerlapnya lampu- lampu. Jika kita berpikir seperti seorang pemula, memang akan membuat kita ragu melakukan pemotretan di malam hari tanpa menggunakan lampu-kilat. Akan tetapi menyadari perkembangan zaman, di mana fotografi juga telah berkembang demikian pesatnya, rasanya malam hari tak akan lagi menjadikan seseorang takut memotret dan membuat gagalnya suatu pemotretan karena hasilnya gelap. Pendapat tersebut rasanya akan diiyakan oleh kaum pemotret amatir atau pemula terlebih setelah munculnya era fotografi digital.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemotretan malam hari antara lain :
1. Gunakan Tripod
Tripod adalah peralatan penting jika kita ingin mendapatkan ketajaman gambar yang maksimal, sangat banyak berguna dalam mengurangi getaran pada kamera , terutama yang berasal dari getaran tangan, memang tidak selamanya kita bisa menggunakan tripod, tapi saat bisa kita gunakan, pergunakanlah..
2. Pemilihan Lensa.
Sebagai perlengkapan utama sebaiknya gunakan lensa yang dapat mencakup sudut pandang yang luas, misalnya lensa sudut lebar 24 mm, mungkin juga yang bersudut 20 mm. Meskipun kadang-kadang lensa sudut lebar tak terlalu diperlukan, tetapi sebaiknya lensa tersebut selalu dibawa menyertai lensa jenis tele-zoom menengah seperti 70-210 mm.
3. Gunakan self timer atau Cable Release ( jika ada )
Mengatur self timer untuk mengambil gambar bisa mengurangi getaran pada saat menekan tombol shutter, sehalus apapun kita menakan tombol shutter, selalu ada resiko gerakan kecil yang mengurangi ketajaman gambar. Pada Alpha 550 self timer bisa dipilih dengan waktu jeda selama 10 detik.
Cara lain mengurangi transfer getaran tangan adalah penggunaan Cable release, sebuah alat yang sambungkan pada kamera yang berfungsi mirip remote control untuk melakukan aksi shutter secara eksternal, dengan ini shutter akan bekerja tanpa harus menekan langsung tombol shutter pada kamera. Untuk yang satu ini saya belum pernah mencobanya karena masih belum punya alatnya.
4. Shutter Speed
Gunakan shutter speed sesingkat mungkin jika bisa, sebagai gambaran bisa menggunakan rumus : 1/focal length. Contoh pada lensa kit 18-55mm, yang di set pada focal length 55mm, shutter speed bisa diatur selama 1/55 sekon atau 1/60 sekon juga bisa dijadikan pilihan.
5. ISO Speed
Set ISO Speed seminimal mungkin, (ISO 200 pada Alpha 550). Ubah nilai ISO hanya jika terpaksa, atau saat seting Aperture dan Shutter speed tidak bisa menolong lagi.
No comments:
Post a Comment