Thursday, March 31, 2011

Makrofotografi


(DSLR A550, 1/80s, f4,5, ISo 200, Pattern, FL 50, No Flash)

Macrofotografi semakin banyak peminatnya dari waktu ke waktu, boleh jadi karna salah satu alasannya karna kekaguman kita terhadap sesuatu yg luar biasa yg tidak cukup nampak oleh mata kita secara langsung. Alasan diatas saya persempit dari objek foto makro yg begitu luas, Mengapa ? karna saya ngin mengarahkan pembicaraan ini pada objek binatang kecil dan Objek lain semisal butir. 
Macrophotografi sendiri adalah aliran fotografi yg melihat segala sesuatu dalam dunia yg lebih kecil guna mengeksplorasi detil dan tekstur sebuah objek yg tidak nampak secara kasat mata. 
Dalam tulisan ini saya tidak akan mengupas secara mendalam tentang macrophotografi dalam artian yg luas, baik mengenai peralatan maupun teknik dalam membuat sebuah foto macro. Karna begitu banyak cara yg digunakan para macromania dari yg sederhana sampai pada tingkatan sangat canggih. Saya hanya ingin berbagi mengenai cara yg biasa saya gunakan dalam merekam objek makro. 

Setidaknya ada 4 cara dalam membuat fotomacro berkenaan dengan alat yg dibutuhkan : 

1. Lensa Macro 

Dari semua alat yg digunakan untuk membuat foto makro boleh jadi inilah yg paling baik dan menghasilkan gambar yg sempurna. Sebagai lensa normal lensa makro dapat berfungsi secara optimal dimana ketajaman, kekontrasan, dan fokus secara manual maupun otomatis berjalan sempurna. 
Jika anda ingin mendalami fotografi makro secara serius dan memiliki anggaran yg cukup, ini adalah pilihan terbaik menurut saya. Dipasaran ada beberapa pilihan diantaranya adalah : 

- Lensa macro normal : 50 mm – 65 mm 
- Lensa macro mid tele : 90 mm – 105 mm 
- Lensa macro tele : 150 mm – 180 mm 


2. Extension tube 

yaitu semacam logam yang memiliki fitting bayonet di kedua ujungnya yg berfungsi sebagai penghubung elektronik dari lensa ke kamera. Alat ini dapat meningkatkan pembesaran tergantung dari berapa kali pembesaran dan berapa banyak alat ini terpasang pada sebuah kamera. Yg perlu diperhatikan adalah semakin banyak gabungan extesion tube maka akan semakin lama pula exposurenya sehingga kemampuan mode auto akan berkurang. 


3. Flter Close up 

Filter ini memiliki tingkat pembesaran yang beragam, dipasaran umum yg ada mulai +1 - + 10 dan dapat dibeli secara terpisah ataupun satu set. Penggunaan filter ini seperti filter2 pada umumnya yaitu direkatkan di bagian depan lensa. Dampak yg timbul dengan penggunaan alat ini adalah akan menurunkan DOF ( dept of field ) atau ruang ketajaman sehingga diperlukan bukaan diafragma kecil. Semakin tinggi tingkat pembesaran maka jarak terhadap objek akan semakin dekat. Yg paling banyak digunakan oleh peminat macrofotografi adalah Raynox DCR 250


4. Reverse Ring 

Mungkin alat ini yg paling banyak digunakan para peminat fotomakro, alasan utamanya adaah harga yg terjangkau. Reverse Ring adalah sebuah linkaran logam dengan fitting bayonet yg berfungsi menyambung bagian muka lensa dengan kamera atau dengan kata lain posisi lensa terbalik dari biasanya. Dengan menggunakan reverse ring otomatis hanya dapat menggunakan mode manual karna merupakan penghubung non elektronik. Hasil yg direkam dengan bantuan alat ini cukup tajam meski DOF cukup sempit. 



(DSLR A550, 1/640s, f1, ISo 200, Spot, FL 0, No Flash, Reverse Ring)

Apa yg perlu diperhaikan dalam membuat foto makro ? 

Secara umum hal ini yg menjadi perhatian dalm membuat sebuah foto macro adalah 


Lighting ( Pencahayaan) 

Pencahayaan dalam membut foto macro sangat beragam dan unik, karna para peminat macrophotografi berkreasi dengan caranya masing2. saya merangkum setidaknya ada 4 cara yg biasa digunakan oleh para peminat macrofotografi : 

A. Cahaya Matahari 

Cahaya ini sungguh luar biasa buat saya, murah karna tersedia secara gratis dan sempurna karna penyebaran cahaya ke setiap sudut ruang ketajaman merata. 
Saya akan membahas lebih dalam pada pembahasan selanjutnya, tentunya adalah cara yg biasa saya gunakan. 


C. Ring Flash 

Flash yg berbentuk lingkaran yg melingkari lensa. Hasil pencahayaannya cukup merata meski terkesan kuat. Ring Flash cukup berat sehingga cukup menjadi kendala ketika membuat foto makro, shake seringali tidak terhindarkan karna beban yg berat. Harga Ring Flash yg branded cukup mahal meski kini telah banyak dijual merk lain yg cukup terjangkau. 


D. Flash external di beri diffuser 

Penggunaan flash external dengan pemberian diffuser didepannya menjadi perhatian cukup besar bagi peminat foto makro, salah satunya harga diffuser yg terjangkau. Penyebaran cahaya dengan alat ini juga cukup merata dan berbaur dengan cahaya matahari. Hanya saja karna bentuknya yg besar cukup mengganggu bahkan menakuti hewan2 kecil yg sensitive teradap benda asing. 


Thursday, March 10, 2011

Tehnik Pemotretan Langit


Alpha 300, 1/80s, f7,1, ISO 100, +1.00 eV, 24 mm, Auto WB

Memotret dikala senja mempunyai trik dan tantangan tersendiri yang harus Anda perhatikan dengan seksama. Karena waktu emas (golden hour) dari senja (sunset) ini teramat singkat, sekitar 1 jam sebelum matahari terbenam hingga 30 menit setelah matahari terbenam. Jadi total jendral kira-kira hanya sekitar 1,5 jam saja. Untuk acuan waktu terbenam matahari secara tepat adalah waktu adzan maghrib tiba. ;)
Tripod sangat dibutuhkan untuk pemotretan dikala senja, suasana yang mulai mendekati remang-remang (tamaram) mengharuskan settingan exposure dalam posisi shutter speed lambat daripada biasanya. Dengan penggunaan tripod yang kokoh Anda bisa bereksprerimen dengan berbagai macam settingan yang lainnya. Misalnya menangkap pergerakan ekor cahaya dari lampu-lampu yang mulai menyala, ataupun mengabadikan pergerakan awan yang berarak-arak pelan di angkasa senja (seperti pada foto panorama sunset diatas) dengan sempurna tanpa terjadinya goncangan yang mengakibatkan foto menjadi blur (buram).
Hindari memasukkan bulatan matahari ke dalam frame foto Anda secara langsung. Apalagi ketika kontras cahayanya masih cukup keras (terang). Hal ini akan merusak warna-warna emas yang ada disekitarnya dan mengakibatkan foto Anda over-exposure (mbulak : bahasa jawa nya). Tips untuk mengakalinya adalah dengan menyembunyikan matahari dibalik bayang-bayang pohon, ataupun mengeluarkan matahari dari frame foto Anda, sehingga yang Anda abadikan adalah bias cahaya keemasannya yang menyinari subyek / obyek yang akan Anda abadikan (seperti pada contoh gambar dibawah).
Jangan langsung berkemas-kemas ketika matahari telah terbenam di ufuk barat, tapi abadikan juga saat-saat setelah sunset, yang biasa disebut sebagai blue hours, dimana langit mempunyai gradasi antara hitam kelam diatas kepala Anda hingga ke kuning cemerlang (orange) di ufuk barat sana. Fenomena blue hours ini hanya berlangsung kira-kira 15 menit – 30 menit saja setelah matahari terbenam, setelah itu langit akan berubah menjadi hitam kelam ataupun biru kelam secara keseluruhan. Gunakan waktu sebaik mungkin. Dapatkan foto sebanyak-banyaknya untuk nantinya dipilih mana yang terbaik dari sekian exposure yang telah diambil.

Alpha 550, 1/320s, f9, ISO 200, 17mm, Daylight WB

Temukanlah obyek untuk dijadikan sebagai foreground dari foto sunset Anda. Bisa berupa pohon, orang, kendaraan, gedung, rumah ataupun yang lainnya. Matikan flash kamera Anda untuk mendapatkan efek siluet dari obyek tersebut.
Nyalakan flash kamera Anda untuk mengisi (fill-in) obyek tersebut sehingga terlihat wajah / wujud asli dari obyek tersebut secara seimbang .
Pergunakan filter Anda untuk mendapatkan efek-efek gradasi yang lebih dramatis. Seperti halnya pada foto panorama diatas, dimana sisi sebelah kiri berwarna orange cerah kemudian berangsur-angsur berubah ke biru (ungu) secara gradual ke arah sebelah kanan. Hal ini bisa Anda dapatkan juga dengan program olah digital seperti Adobe Photoshop jika Anda tidak mempunyai filter-filter yang khusus untuk mendapatkan efek tersebut.
Perbanyak komposisi awan (langit) dibandingkan dengan daratan didalam frame foto Anda. Langit diwaktu senja lebih menarik untuk diabadikan ketimbang daratan yang rata-rata bercorak hitam kelam karena efek siluet dari sinar matahari yang ada di depan Anda.
Disiplinlah ! Mengabadikan waktu senja / sunset membutuhkan kesabaran dan kedisiplinan yang tinggi. Datanglah ke lokasi beberapa jam sebelum matahari terbenam, sehingga Anda bisa mempersiapkan segala sesuatunya dengan tepat. Jangan sampai Anda direpotkan oleh ritual-ritual lainnya pada saat senja tiba. Ingat waktu Anda untuk mengabadikan sunset hanya sekitar 1 – 1,5 jam saja. Jadi, disiplinlah pada diri sendiri !

Tehnik Pemotretan Landscape

Alpha 550, 1/100s, f9, ISO 200, spot, 17 mm, Auto WB

Pemotretan Landscape
Untuk memotret landscape atau pemandangan memerlukan beberapa teknik dasar diantaranya adalah :
  • Hukum Pertigaan
  • Gunakan kecepatan rendah agar proses pencahayaan lebih sempurna dengan fokus atau angka diafragma besar.
  • Gunakanlah tripod untuk menyangga kamera sehingga hasilnya tidak blur
  • Untuk mendapatkan gambar fokus yang tajam dapat dilakukan teknik aturan pertigaan yakni mengambil titik fokus tersebut sepertiganya saja.

Thursday, February 24, 2011

Wedding Photography

Alpha 550, 1/60s, f5,6, ISO 200, -1,00 e, FL 24 mm, re-touch with Photoshop and Corel Draw


Membuat foto untuk seseorang di hari istimewa mereka tidak sesulit beberapa mungkin berpikir.Namun, bukan hanya tentang mengambil gambar baik. Mengetahui apa peralatan untuk memiliki, penggunaan dasar dan peralatan yang bagaimana menjadi kreatif bahkan akan memungkinkan Anda untuk membuat foto berkesan seperti seorang fotografer profesional. Tujuan utama dari pernikahan fotografi adalah untuk menangkap momen selamanya dan untuk menceritakan kisah dari awal sampai akhir. Dengan pemikiran ini, tetap sederhana. 


Ketika datang ke peralatan, jangan menganggap bahwa Anda harus memiliki kamera digital terbaru dan terbesar, lensa dan lampu kilat. Banyak orang berpikir bahwa memiliki peralatan dolar atas akan memungkinkan mereka untuk membuat foto yang lebih baik. Ini jelas tidak terjadi. Pada kenyataannya, kamera 5 megapiksel yang sederhana akan menghasilkan hasil yang sama seperti kamera 10jt rupiah. Dengan itu dikatakan, Anda mungkin tidak dapat untuk memperbesar foto sebesar yang Anda bisa dengan kamera dengan resolusi yang lebih tinggi namun dengan kamera 5 megapiksel sederhana, Anda pasti akan dapat memperbesar foto sedikitnya satu 11x14. Dalam kebanyakan kasus, Anda tidak akan benar-benar membutuhkan sesuatu yang lebih besar sejauh pembesaran kecuali anda tahu bahwa mereka sedang mencari foto-foto besar dari Anda. 

(sumber : www.associatedcontent.com)

Friday, November 26, 2010

Tip dan Trik Memotret Foto Berkualitas





Memotret dengan menggunakan kamera analog ataupun digital secara prinsip fotografi bedanya hanya dengan kamera analog ada penggantian film, sementara kamera digital tidak ada penggantian film. Kamera digital lebih diminati karena hasil akhirnya bisa langsung dilihat dan diulang jika hasil fotonya kurang memuaskan. Berikut beberapa tips menghasilkan foto yang berkualitas dengan kamera digital :

1. Atur kamera dengan mode ukuran gambar paling besar
Keuntungan dari mode ini adalah memungkinkan Anda dapat mencetaknya dalam ukuran terbesar tanpa ancaman warna foto pecah. Selain itu Anda juga dapat memotong bagian yang tidak dikehendaki. Tidak ada gunanya membeli kamera dengan resolusi tinggi, tapi Anda tetap memasang mode ukuran gambar standar , dan bukan ukuran maksimum

2. Gunakan pengaturan kualitas dengan level maksimal
Banyak gambar hasil kamera digital memakai format JPEG. JPEG menghasilkan gambar yang buruk jika dikompresi berlebihan. Agar gambar Anda tampak seperti aslinya gunakan pengaturan berkualitas dengan level maksimal.

3. Pakai tipe gambar JPEG
JPEG, meskipun bersifat lossy ( kurang jelas), bisa jadi merupakan pilihan terbaik, keuntungan yang diperoleh juga bisa mengolahnya lagi dengan Adobe Photoshop. Kamera SLR memberikan pilihan dengan format JPEG, TIF atau Raw. TIF digunakan untuk reproduksi grafis / seni, sementara Raw, menyimpan apa adanya.

4. Camkan bahwa Whitte Balance itu penting
Untuk pemotretan dianjurkan agar dimulai dengan mode Auto white balance. Fungsinya agar kamera Anda bisa membaca pewarnaan dari cahaya yang ada disekitarnya dan secara otomatis mengoptimalkan white balance. Mode Daylight cocok untuk hari terang, sementara jika berawan, di anjurkan menggunakan mode Cloudy untuk mengevaluasi pewarnaan dan pencahayaan, lakukan tes dengan mengambil beberapa foto.




5. Jangan lupa mengatur “Low ISO Number” atau “Use Auto ISO”
Hasil gambar akan lebih jernih jika Anda menggunakan ISO rendah, namun sensitivitas kamera dalam menangkap cahaya menjadi lebih rendah. Jika memakai ISO terlalu tinggi akan menimbulkan noise pada gambar.

6. Optimalkan pengguanaan histogram
Dengan menggunakan histogram Anda dapat melihat seberapa optimal sensitivitas sensor kamera dalam menangkap gambar.

7. Hindari penggunaan zoom secara digital
Sebaiknya tidak menggunakan zoom secara digital karena hanya akan membuat kinerja chip yang mengatur tingkat resolusi (piksel) pada kamera menjadi boros. Gunakan zoom dari lensa saja, selain bisa menghemat penggunaan chip juga hasil foto menggunakan zoom secara digital, tidak sebagus jika menggunakan zoom lensa.

8. Belilah kartu Memori berkualitas professional
Kecepatan rekam pengambilan foto dengan memori berkualitas tinggi bisa mengimbangi teknologi kamera. Dengan kartu memori berkecepatan 40x, dapat merekam 3 dari 10 jepretan berturut – turut dalam 1 detik. Keuntungan dengan memori berkualitas tinggi tidak perlu khawatir terjadinya pergeseran warna dalam foto.

9. Backup hasil foto dalam CD atau DVD
Pastikan backup seluruh kreasi foto-foto Anda dalam CD atau DVD, sebagai antisipasi jika hard drive anda rusak.

(Sumber dari : Panduan informasi bisnis- Yellow Pages, Media Cetak Dan Media Elektronik)